Rabu, 01 September 2010

Pentingnya Assessment pada Anak

ASSESSMENT

Oleh,
Suhendar S.Pd



Pendahuluan
Pentingnya memahami dan memperbaiki pola pembelajaran murid di sekolah, yang sampai saat ini sederetan tenaga ahli dari profesi pengetahuan psikologi dan pedagogi dengan berbagai ragam namanya bermunculan dengan tujuan untuk mempelajari masalah tumbuh kembang anak. Namun di lapangan berkata lain, tidak edikit para guru dan tenaga ahli merasakan manfaatnya bagi pengembangan potensi regular serta Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Padahal kalau kita kaji, sesungguhnya dunia anak itu tidak sama dengan dunia orang dewasa. Anak dan orang dewasa merupakan dua makhluk yang sangat berbeda yang hidup dalam satu kebersamaan yang dapat menimbulkan pertikaian.

Orang dewasa adalah manusia yang mempunyai kemauan dan berkuasa, sedangkan anak pada umumnya termasuk anak berkebutuhan khusus adalah manusia yang tidak tahu apa-apa, dan tanpa daya mempercayakan dirinya dalam perlindungan orang dewasa. Di samping itu orang dewasa menciptakan lingkungan sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri, sehingga dalam lingkungan ini, anak bagaikan bukan makhluk sosial, tetapi bagaikan orang asing di dalam sistem sosial orang dewasa, dan akibatnya anak akan merasakan “tempatku bukan ini”. Dengan demikian semakin jelas bahwa irama kerja anak tidak sama dengan irama kerja orang dewasa, dan kebutuhan internal pertumbuhan anak menentukan jenis pekerjaan yang dilakukannya, sedangkan orang dewasa bekerja karena alasan-alasan dari luar (Montessori dalam Hollstiege, 1966: 57).

Atas dasar deskripsi tersebut, maka kinilah saatnya untuk mengubah paradigma dalam memahami dan memberdayakan anak yang memiliki kerlambatan dalam perkembangan fisik, motorik, persepsi-sensori, emosi, sosial, ataupun mental dan kecerdasannya. Oleh karena itu, anak berkebutuhan khusus, membutuhkan orang dewasa (guru dan orang tua) untuk hidup, bukan untuk mengatur perkembangan mereka dan menjadikan mereka sebagai objek pendidikan dan pengajaran. Di dalam bidang pengembangan sosial, para guru mempunyai beberapa tugas salah satunya adalah dapat menentukan dimana posisi perkembangan anak-anak. Para ahli tidak mampu memperhatikan penyesuaian sosial apabila kemampuan dasar merawat diri anak-anak sangat kurang. Kemudian tugas itu menentukan pengukuran assessment yang akan membantu dalam mengembangkan intervensi yang dapat dilakukan. Jika para ahli membantu mengembangkan anak-anak, mereka harus menemukan cara untuk menilai perilaku mereka pada saat ini dan perlunya rencana langkah ke depan seperti pada awal kehidupan mereka kalau memungkinkan.
Ini akan menjadi kesulitan karena tes yang sudah standard tidak menghasilkan informasi yang diperlukan. Masalah lain adalah kurangnya para professional yang terlatih dalam assessmen dini untuk penyesuaian sosial anak.
Perencanaan Program Assessment yang effektif
Ada dua faktor penting yang guru pertimbangkan ketika merencanakan suatu program assessment. Bagaimanapun, yang sangat penting, guru memutuskan untuk mengumpulkan informasi tentang belajar anak agar bisa menilai proses belajar tersebut, guru harus mendasarkan metodenya pada apa yang guru tahu tentang: bagaimana belajar anak berkebutuhan khusus, isi kurikulum dan proses belajar, pengaturan kelas dan kebiasaan kerjanya. Kemudian guru mempertimbangkan waktu. Pada hari ini, para guru kelas mempunyai sedikit waktu luang, ketika guru mengakses semua. Akses itu harus membentuk bagian dari rutinitas harian guru yang wajar di dalam kelas daripada suatu kewajiban ekstra yang menambah beban pengajaran guru. Adapun kriteria untuk memilih informasi yang terkumpul dan kriteria proses assessment adalah sebagai berikut:

Pengumpulan informasi dan proses assessment harus menjadi bagian dari pengajaran yang normal/monitor/evaluasi = putaran program. Program itu harus dilakukan secara kontinyu, memonitor apa yang sedang terjadi pada waktu proses tersebut sedang terjadi, tanggapan seperlunya.
Proses assessment harus fleksibel. Guru perlu melayani pada setiap anak. Karena setiap anak berjalan pada tahapan belajar yang berbeda, mereka harus mampu beradaptasi.
Informasi harus menjadi bertambah, untuk dibaca dan direfleksikan kembali.
Informasi yang terkumpul harus disederhanakan – data yang terkumpul harus menjadi mudah untuk dibaca .
Informasi itu harus berisi masukan dari sesorang, khususnya yang berkenaan dengan proses belajar anak-anak berkebutuhan khusus yang berkelainan.

Tujuan assessment
Siapa yang perlu saya assessment ? Siapa yang perlu informasi ini ? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebelum tujuan tersebut dirumuskan, agar tujuan yang dirumuskan.
Beberapa target/sasaran yang diperlukan untuk pengembangan program pembelajaran atau hasil olah data dari assessment terhadap anak, yaitu:
1. Guru memerlukan informsi. Guru ingin memperoleh pemahaman tentang proses belajar anak sesuai dengan perkembangan mereka dan mengamati proses yang sedang mereka lakukan. Guru ingin memonitor keunggulan dan kebutuhan mereka, sehingga guru dapat menyesuaikan kebutuhan program belajar sesuai untuk setiap anak. Guru ingin dapat merespon dengan cepat dan tepat sehingga anak-anak dapat melanjutkan perkembangan belajarnya tanpa berhenti dan mulai lagi.
2. Anak-anak memerlukan informasi. Anak-anak memerlukan pemahaman mereka tentang pelajaran mereka dengan jelas. Mereka perlu memiliki wawasan dalam apa yang sedang terjadi, untuk mengecek kemajuan mereka dan mengamati apa mereka telah menjalankan supaya memikirkan secara logis tentang apa yang harus mereka lakukan di masa mendatang.
3. Seluruh anggota kelas, seperti kelompok memerlukan informasi. Kelas perlu mengetahui apa yang telah terjadi, mengapa ini terjadi, apa yang telah mereka lakukan, apakah mereka harus melakukan sekarang ? Apakah anggota kelompok itu mengetahui ? Prestasi apa yang telah dibuat ?
4. Masyarakat sekolah memerlukan informasi. Melaporkan kepada para orang tua, guru, dan pihak lain yang terkait memerlukan suatu inti informasi dari informasi penting yang tersedia.
5. Perencanaan kurikulum memerlukan informasi. Perencana kurikulum perlu mengetahui apa yang anak-anak ketahui supaya menemukan di mana memulai program pembelajaran harus dilakukan, tahapan apa yang harus direncanakan, apa isinya, apa proses belajarnya dan keterampilan apa yang harus diketahui, dan dimana anak-anak sepertinya mencapai kemajuan.

Assessment tentunya untuk memperjelas substansinya yang akan bisa dikaji dalam diskusi selama presentasi belangsung sehingga pemahaman konsep dasar kemampuan anak semakin lebih jelas, khususnya dalam implementasinya untuk memenuhi kebutuhan keterampilan kekhususan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
















DAFTAR PUSTAKA

Gordon, Dale. 2002. Strategies for Successful Teaching and Learning. Armadale (Australia): Eleanor Curtain. Hollstiege, Hildegard. 1996. Model Montessori. Freiburg: Herder Verlag. Hidayat. 1995. Strategi dan Program Pembelajaran Siswa Tunagrahita. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Dirjen Dikti, Depdikbud. Miles, C. 1990. Special Education for Mentally Handicapped Pupils. Peshawar: the Mental Health Centre. Mulliken, R. K. 1993. Assessment of Multihandicapped and Developmentally Disabled Children. London: An Aspen Publikation.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar